1. MASA PRA KEMERDEKAAN
![]() |
| Proklamasi Tonggak Utama Perjuangan |
Perdana Menteri Jepang, Koiso, mengumumkan bahwa bangsa – bangsa yang
dikuasai Jepang, termasuk daerah Hindia Timur (Indonesia), akan
diperkenankan merdeka kelak. Penyebab keluarnya pernyataan tersebut
adalah Jepang berharap rakyat bangsa – bangsa yang dijanjikannya itu
bersedia membantu Jepang dalam mempertahankan daerahnya melawan pihak
sekutu. 28 Mei 1945 Moh. Yamin, Supomo, dan Soekarno
meresmikan Badan Penyelidik Usaha – Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai.(Jakarta Charter) yang didalamnya terdapat rumusan dasar Negara setelah
mengalami perubahan tujuh kata dalam dasar yang pertama.Badan ini mulai merumuskan Undang – Undang Dasar, dimulai dengan persoalan dasar Negara.
A. Pada tanggal 29 Mei 1945 Moh. Yamin mengadakan sidang pertama BPUPKI yang mengemukakan lima gagasannya tentang dasar Negara, yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
B. Pada tanggal 31 Mei 1945 Supomo membacakan gagasannya yang berisi :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan Lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
C. Pada tanggal 01 Juni 1945 Soekarno mengemukakan gagasannya, yang diberi nama Pancasila. Oleh karena itu, hari ini dikenal sebagai hari lahirnya Pancasila. Yaitu :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasonalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
BPUPKI sempat membentuk suatu panitia kecil yang bertugas menampung saran, usul, dan konsep – konsep yang diberikan. Panitia ini dipimpin oleh Soekarno yang terdri atas Moh. Hatta, Moh. Yamin, Ahmad Subarjdo, A. A. Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wachid Hasjim, H. A. Salim, dan Abikunso. Panitia ini lebih dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan.
D. Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI yang menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang didalamnya terdapat rumusan dasar Negara setelah mengalami perubahan tujuh kata dalam dasar yang pertama.
A. Pada tanggal 29 Mei 1945 Moh. Yamin mengadakan sidang pertama BPUPKI yang mengemukakan lima gagasannya tentang dasar Negara, yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
B. Pada tanggal 31 Mei 1945 Supomo membacakan gagasannya yang berisi :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan Lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat
C. Pada tanggal 01 Juni 1945 Soekarno mengemukakan gagasannya, yang diberi nama Pancasila. Oleh karena itu, hari ini dikenal sebagai hari lahirnya Pancasila. Yaitu :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasonalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
BPUPKI sempat membentuk suatu panitia kecil yang bertugas menampung saran, usul, dan konsep – konsep yang diberikan. Panitia ini dipimpin oleh Soekarno yang terdri atas Moh. Hatta, Moh. Yamin, Ahmad Subarjdo, A. A. Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wachid Hasjim, H. A. Salim, dan Abikunso. Panitia ini lebih dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan.
D. Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI yang menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang didalamnya terdapat rumusan dasar Negara setelah mengalami perubahan tujuh kata dalam dasar yang pertama.
E. Pada tanggal 10 Juli 1945 sidang kedua ini membahas tentang
rancangan Undang – Undang Dasar, termasuk pembukaan atau preambulnya
oleh Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Soekarno.
F. Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengemukakan tiga
konsep yang telah menjadia hasil bahasannya. Ketiga konsep tersebut
ialah pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan UUD, dan batang tubuh UUD.
Konsep – konsep ini diterima BPUPKI. Konsep pernyataan Indonesia
merdeka disusun dengan mengambil tiga alinea pertama Piagam Jakarta
dengan sisipan – sisipan, terutama di alinea pertama dan kedua.
Sementara tu, konsep pembukaan UUD hampir seluruhnya diambil dari alinea
keempat dan terakhir Piagam Jakarta. BPUPKI kemudian membentuk sebuah
Panitia kecil perancang UUD yang diketuai oleh Supomo. Hasil rumusan
Panitia Kecil ini disempurnakan bahasanya oleh Panitia Penghalus Bahasa
yang terdiri atas Husein Djajadiningrat, H. Agus Salim, dan Supomo.
G. Pada tanggal 06 Agustus 1945 kota Hiroshima selama Perang Dunia II
merupakan pusat regional militer dan produsen peralatan perang.
Hiroshima dijatuhi bom atom yang dijuluki “little boy” yang dilepaskan
oleh pesawat B-29 Superfortness.
H. Pada tanggal 07 Agustus 1945 karena BPUPKI telah menyelesaikan
tugasnya, maka dibubarkan dan digantikan oleh Panita Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai, yang
beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat
Indonesia. Badan ini dipimpin oleh Soekarno dengan wakilnya Moh. Hatta
dan penasihatnya Ahmad Soebardjo.
I. Pada tanggal 09 Agustus 1945 PPKI resmi. Didirikan di Dalat,
Saigon, oleh Jendral Terauchi selaku penglima armada Jepang untuk Asia
Tenggara.
J. Pada tanggal 09 Agustus 1945 pula kota Nagasaki menyusul dijatuhi bom atom yang dijuluki “fat man”.
K. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu karena peritiwa tanggal 09 Agustus 1945 membuat kekuasaan Jepang
semakin melemah.
L. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Sutan Sjahrir mendesak Ir. Soekarno
dan Moh. Hatta untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia tanpa
menunggu janji Jepang. Karena ia menganggap bahwa itu hanya tipu
muslihat Jepang. Desakan ini dilakukannya dalam pertemuan dengan Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tak lama kembalinya dari Dalat.
M. Pada tanggal 15 Agustus 1945 pula di Laboratorium Bakteriologi
(Jakarta Pusat) diadakan pertemuan antara beberapa pemuda dan mahasiswa.
Chairul Saleh sebagai pemimpin pertemuan tersebut. Mereka sepakat untuk
menolak segala bentuk hadiah kemerdekaan dari Jepang. Meraka juga
sepakat bahwa kemerdekaan itu adalah hak dan persoalan rakyat Indonesia
sendiri yang tidak bergantung pada bangsa lain. Oleh karena itu,
kemerdekaan harus segera diproklamasikan. Para pemuda juga akan meminta
Soekarano dan Moh. Hatta untuk memutuskan segala hubungannya dengan
Jepang. Kemudian rapat memutuskan untuk mengirim Wikana dan Darwis
kepada kedua tokoh tersebut untuk menyampaikan keputusan rapat para
pemuda.
Wikana dan Darwis tiba di tempat kediaman Soekarno di Jalam Pegangsaan
Timur, no. 56, Jakarta, sekitar pukul 21.00. keduanya menyampaikan hasil
– hasil keputusan rapat. Mereka juga mendesak agar Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dinyatakan pada tanggal pada keesokan harinya,
pada tanggal 16 Agustus 1945. Pada waktu itu, datang beberapa tokoh
nasionalis seperti Moh. Hatta, Iwa Kusumasumantri, Samsi, Buntaran,
Sudiro, dan Subardjo. Setelah berunding dengan tokoh – tokoh tersebut,
Soekarno menyatakan bahwa mereka tidak dapat memenuhi permintaan para
pemuda. Soekarno menyatakan bahwa pada tanggal 16 Agustus 1945 sudah
direncanakan akan diadakan sidang PPKI yang hendak membicarakan
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Lewat tengah malam, para pemuda kembali mengadakan pertemuan di Asrama
Baperpi (Badan Permusyawaratan Pemuda Indonesia) di Jl. Cikini, no.71,
Jakarta. Mereka membahas sikap tokoh – tokoh politik, misalnya Soekarno
dan Moh. Hatta. Akhirnya, mereka sampai pada kesimpulan untuk bertindak
tegas. Salah satunya adalah mengamankan kedua tokoh tersebut dari
pengaruh Jepang.
Tempat yang dipilih untuk mengamankan Soekarno dan Moh. Hatta adalah
Rengasdengklok, suatu kota kawedanan d Karawang. Tempat ini dipilih
karena merupakan markas PETA (Pembela Tanah Air) di bawah Cudanco
(Komandan Kompi) Subeno dan letaknya terpencil dari jalan raya
Jakarta-Cirebon. Selain itu, Cudan Rengasdengklok berada di bawah
Komando Daidan PETA Purwakarta yang mempunyai hubungan erat dengan
Daidan PETA Jakarta.
N. Pada tanggal 16 Agustus 1945 usaha para pemuda tersebut untuk
mengamankan Soekarno dan Moh. Hatta dilaksanakan pukul 04.00 dini hari.
Chairul Saleh dan Muwardi ditugaskan untuk menjemput Soekarno, sedangkan
Sukarni dan Jusuf Kunto menjemput Moh. Hatta.
Sekitar pukul 04.00 WIB, berangkatlah rombongan dari Pegangsaan Timur,
no. 56, Jakarta. Rombongan ini dikawal oleh pasuka PETA di bawah
pimpinan Cudanco Singgih.
![]() |
| Peristiwa Rengasdengklok |
Rombongan Soekarno dan Moh. Hatta tiba di Rengasdengklok dengan selamat
pada pagi hari. Rombongan ini terdiri atas Sukarni, Jusuf Kunto,
Sutjipto, dan Umar Bachsan. Sukarni menjelaskan maksud membawa kedua
tokoh politik tersebut menyikir dari Jakarta. Soekarno dan Moh. Hatta
diminta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Tetapi keadaan di Jakarta mulai genting. Jusuf kunto kembali ke Jakarta
untuk melaporkan keadaan di Rengasdengklok kepada Ahmad Subardjo yang
sedang mencari Soekarno dan Moh. Hatta. Akhrinya mereka mencapai
kesepakatan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Kelompok kaigun sudah menyiapkan temapt yang aman, yaitu rumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda.
Mereka menjemput Soekarno dan Moh. Hatta, kemudian meminta mereka segera
menyatakan kemerdekaan Indonesia. Akhirnya kedua tokoh tersebut
bersedia untuk menandantangani pernyataan kemerdekaan Indonesia, asalkan
diadakan di Jakarta. Awalnya para pemuda menolak, tetapi Ahmad Subardjo
memberikan jaminan. Akhrinya mereka pun setuju.
Sekitar pukul 23.00 WIB. Rombongan tiba di Jakarta. Sesampainya mereka
di sana sudah menanti B. M. Diah dari surat kabar Asia Raya, Semaun
Bakri dari Jawa Hokokai, Sayuti Melik. Iwa Kusumamantri, dan para
anggota PPKI. Subardjo dan Iwa mendatangi tempat para pemuda untuk
mengajak mereka ke rumah Laksamana Maeda. Tetapi mereka menolah karena
tidak ada kesepakatan bahwa di sana ditandatanganinya. Subadjo
menjelaskan karena mencegah gangguan dan halangan dari Kempetai Jepang.
Para pemuda sepakat, tetapi hanya Chairul Saleh dan Sukarni yang datang
sebagai wakil para pemuda. Anggota PPKI banyak yang datang.
2. MASA KEMERDEKAAN
A. Pada tanggal 17 Agustus 1945 sekitar pukul 01.30 perundingan
dimulai. Soekarno dan Moh. Hatta mengusulkan agar proklamasi kemerdekaan
ditandatangani keesokan harinya di hadapan sidang PPKI. Sukarni dan
Chairul Saleh sebagai wakil kaum muda menolak usul tersebut. Sukarni
kemudian membacakan teks yang sudah dipersiapkan oleh para pemuda, yang
berisi pernyataan kemerdekaan, penekanaan bahwa rakyat akan merebut
badan – badan pemerintahan yang dikuasai asing. Soekarno, Moh. Hatta,
dan anggota PPKI lainnya, menganggap teks tersebut terlalu keras dan
mereka menolaknya.
Soekarno dengan bantuan Moh. Hatta dan Ahmad Subardjo kemudian meyiapkan
teks dengan judul “Maklumat Kemerdekaan”, atas usul Iwa, kata maklumat
diganti dengan istilah proklamasi sehingga berunyi “Proklamasi
Kemerdekaan”. Keseluruhan rumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
teridir atas dua bagian pokok. Bagian pertama merupakan saran Ahmad
Subardjo yang diambil dari rumusan BPUPKI. Sementara itu, bagian kedua
merupakan buah pikiran Moh. Hatta.
B. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi hari, barisan pemuda dan rakyat
yang mendengar rencana kemerdekaan diproklamasikan berbondong – bondong
datang ke lapang Ikada (sekarang lapang Monas, Jakarta Pusat). Infomasi
yang mereka dapat itu tidak benar, padahal proklamasi di adakan di depan
kediaman Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur, no.56 Jakarta Pusat.
Setelah mendengarnya mereka segera menuju kesana.
Menjelang upacara proklamasi terjadi ketegangan antara Bung karno dan
Muwardi. Muwari mendesak Bung Karno untuk segera memulai upacara, tetapi
Bung Karno baru memulai saat Bung Hatta muncul beberapa menit sebelum
pukul 10.00 WIB.
Dalam suasana yang hening, Abdul Latief, Cudanco Peta, mengibarkan bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya yang secara spontan
dinyanyikan oleh segenap hardirin. Kurang lebih lima belas menit setelah
upacara, serdadu Jepang datang untuk mencegah, tetapi mereka
terlambat. Rakyat sudah bertekad untuk mempertahankannya.
C. Pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia tetapi bukanlah tujuan akhir yang ingin dicapai oleh bangsa
Indonesia dalam melepaskan diri dari para penjajah, melainkan awal dari
pembentukan sebuah Negara yang demokratis, berdaulat, dan memiliki
integritas di lingkungan internasional.
D. Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mencapai kesepakatan tentang
beberapa hal yang mendasar, yang kemudian menjadi dasar terbentuknya
system birokrasi di Indoensia, yaitu :
1. Menetapkan dan mengesahakan UUD RI 1945
2. Memilih dan mengangkat pimpinan tinggi Negara
3. Membentuk Komite Nasiona Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
E. Pada tanggal 19 Agustus 1945 sidang kedua PPKI berhasil membentuk
12 departemen dan 4 menteri Negara tanpa portofolio sebagai badan
eksekutif.
F. Pada tanggal 22 Agustus 1945 KNIP yang baru saja dibentuk
berwenang untuk membantu tugas kepresidenan menjadi actor yang secara
aktif menjaga pemerintahan di Jakarta saat para pemuda bangsa melakukan
hijrah pemerintahan ke Yogyakarta.
G. Pada tanggal 29 Agustus 1945 Komite Nasional Indonesia Daerah
(KNID) berhasil dilantik atas prakarsa dari Sahrir sebagai perwakilan
terkuat dari kelompok sosialis, dinyatakan perlunya dibuat sebuah badan
pekerja untuk memaksimalkan pencapaian tugas – tugas dari KNIP.
H. Pada tanggal 02 September 1945 telah disusun kabinet yang pada
dasarnya mencerminkan komposisi yang mewakili keragaman ideologi di
Indonesia.
I. Pada tanggal 04 September 1945 hasli sidang PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 1945 diumumkan sebagai berikut.
1. Susunan 12 Departemen bentukan PPKI berserta nana – nama menterinya
No. Departemen Menteri
1 Menteri Dalam Negeri R. A. A. Wiranata Kusuma
2 Menteri Luar Negeri Achmad Subardjo
3 Menteri Keuangan A. A. Marawis
4 Menteri Kehakiman Prof. Dr. Supomo
5 Menteri Perhubungan (ad interim) Abikusono Cokrosujono
6 Menteri Kemakmuran Ir. Surachman T. Adisurjo
7 Menteri Kesehatan dr. Buntaran Martoatmodjo
8 Menteri Pengajaran Ki Hajar Dewantara
9 Menteri Penerangan Amir Syarifuddin
10 Menteri Pekerjaan Sosial Abikusono Cokrosujono
11 Menteri Sosial Iwa Kusuma Mantri
12 Menteri Keamanan Rakyat Soeprijadi
2. Susunan 4 Menteri Negara tanpa portofolio
a. Dr. Amir
b. Wachid Hasyim
c. R. M. Sartono
d. Otto Iskandardinata
3. Susunan pembagian wilayah yang terbagi atas 8 provinsi beserta nama – nama gubernurnya
No. Provinsi Gubernur
1 Provinsi Sumatra Teuku Muhammad Hasan
2 Provinsi Jawa Barat Sutarjo Kartohadikusumo
3 Provinsi Jawa Tengah R. Panji Suroso
4 Provinsi Jawa Timur I Gusti Ketut Pudja
5 Provinsi Sunda Kecil (Nusa Tenggara) J. Latuharhary
6 Provnsi Maluku Dr. G. S. S. J. Ratulangi
7 Provnsi Sulawesi Ir. Pangeran Muhammad
8 Provinsi Borneo Noer
J. Pada pertengahan bulan September 1945 tentara sekutu yang
diboncengi Netherlands Indies Civil Administration (NICA) datang, para
pemuda anggota badan – badan perjuangan BKR melakukan gerakan bersenjata
untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah dproklamasikan. Pemerintah
RI kemudian menyadari bahwa BKR tidak cukup solid untuk menghadapi
provokasi Belanda. Mayor KNIL Oerip Soemohardjo dipanggil pemerintah
untuk menyusun sebuah tentara nasional yang efektif.
K. Pada tanggal 05 Oktoer 1945 dikeluarkan Maklumat Pemerintah yang
menyatakan berdirinya tentara nasional yang disebut Tentara Keamanan
Rakyat (TKR) yang dipimpin oleh Supriyadi, yang pernah memimpin
pemberontakan PETA di Blitar. Namun Supriyadi menghilang dan tidak
muncul kembali.
L. Pada tanggal 16 Oktober 1945 posisi wewenang KNIP yang dikukuhkan
melalui Maklumat X, menetapkan bahwa KNIP memiliki kewenang eksekutif
dan legislative yang setara dengan DPR untuk sementara waktu sebelum
dilaksanakannya pemilihan umum untuk memilih anggota DPR yang
sebenarnya.
M. Pada tanggal 20 Oktober 1945 Oerip Soemohardjo Panglima KNIL diangkat sebagai Kepala Staf Umum TKR.
N. Pada tanggal 18 Desember 1945 pemerintah secara resmi mengangkat Kolonel Sudirman sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Jendral.
Sementara itu, Kepala staf TKR dijabat oleh Oerip Soemohardjo dengan
pangkat letnan jendral. Sejak itu, komando atau kesatuan – kesatuan
bersenjata yang ada, sepert laskar – laskar, diintegrasikan ke dalam
TKR.
![]() |
| TKR |
O. Pada Januari 1946, TKR berubah menjadi Tentara Repubik Indonesia (TRI).
Q. Pada tanggal 04 Januari 1946 para petinggi bangsa harus
memindahkan ibu kota Negara ke Yogyakarta untuk sementara waktu. Asalan
pemilihan Yogyakarta adalah bahwa di kota ini terdapat markas besar
tentara, pasukan Laskar Hizbullah Sabilillah, dan Laskar Mataram pmpinan
Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang siap sedia untuk bertempur apabila
terjadi keadaan yang paling genting sekali pun.
R. Pada tanggal 05 Juli 1946 sebagai wujud implementasi dari
kebijakan ekonomi progresif, pemerintah Republik Indonesia menetapkan
peraturan tentang pembentukan Bank Negara Indonesia. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 02 Tahun 1946, Bank Negara
Indonesia 1946 menjadi bank umum pertama milik pemerintah RI. Pemerintah
menunjuk Margono Djojohadikusumo untuk menjabat sebgai pemimpin /
kepala BNI 1946.
S. Pada tanggal 01 oktober 1946, pemerintah mengeluarkan UU No. 17
tahun 1946 yang berisi tentang pemberlakuan Oeang Repoeblik Indonesia
(ORI). UU ini diperkuat dengan UU No. 19 tahun 1946 yang mengatur
penukaran mata uang Jepang terhadap ORI. Berikut ini beberapa peraturan
penukaran mata uang Jepang tersebut.
1. Di Jawa dan Madura, satu rupiah ORI sama dengan 50 rupiah uang Jepang.
2. Di luar Jawa dan Madura, satu rupiah ORI sama dengan 100 rupiah uang Jepang.
T. Pada tanggal 19 Januari 1947 keluar kebijakan keuangan dan ekonomi
progresif dar pemerintah yang diresmikan bernama Badan Perancang
Ekonomi. Badan ini bertugas menyusun rencana pembangunan perekonomian
salam dua samapai tiga tahun. Sebagai hasilnya, Dr. A. K. Gani, Menteri
Kemakmuran saat itu, mengajukan draf Rencara Pembangunan 10 tahun.
Kasimo yang menjabat sebagai Menteri Urusan Bahan Pangan, juga
menggulirkan sebuah rencana untuk melakukan swasembada pangan keras.
Rencana ini dikenal sebagai nama Kasimo Plan.
U. Pada tanggal 03 Juni 1947 presiden RI menetapkan TRI diubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
V. Pada tanggal 28 Juni 1947 Jendral Sudirman diangkat sebagai Panglima TNI dan dilantik di Yogyakarta.
W. Pada bulan September 1950 hingga April 1951 pemerintah RI di era
awal kemerdekaan juga menyusun sebuah kebijakan perekonomian yang
dinamakan Sistem Ekonomi Gerakan Benteng, atau lebih dikenal dengan
Program Benteng. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng adalah program ekonomi
yang digagas oleh Dr. Sumitro Djojohadikusuma dan diterapkan pada masa
kabinet Natsir.
X. Pada bulan April 1950 hingga 1953 Dr. Sumitro Djojohadikusumo
menggagaskan sebuah sistem yaitu bahwa penataan kondisi ekonomi
Indonesia harus diawali dengan mengubah struktur ekonomi kolonial
menjadi sistem ekonomi nasional. Para pengusaha nasional harus diberi
prioritas untuk lebih berkembang dnegan pemberian bantusan modal dan
pelantikan. Program ini dinamakan Program Bentang yang dimaksudkan untuk
menghidupkan industri – industri kecil sebagai kekuatan utama
perekonomian nasional.
Meski telah direncanakan dengan baik, program ini tidak berhasil
mancapai tujuan. Para pengusaha ternyata justru semakin bergantung
kepada pemerintah tanpa berusaha secara mandiri. Program ini dilanjutkan
dengan kebijakan Indonesianisasi.
Di bawah kebinet Ali Sastromidjojo,
Menteri Perekonomian , Iskaq Tjokroadisuryo, berusaha mendorong kemali
pengusaha – pengusaha kecil untuk berkembang.
Upaya – upaya yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah mewajibkan perusahaan asing untuk melatih tenaga – tenaga Indonesia.
2. Pemerintah mendirikan perusahaan Negara
3. Pemerintah memberikan kredit bagi pengusaha nasional
4. Pemerintah memberikan perlindungan hukum yang jelas.
Berbagai kebijakan – kebijakan perekonomian dan keuangan yang digagas
oleh tokoh pemikir Indonesia di awal kemerdekaan ini merupakan sebuah
langkah awal dalam membangun ekonomi dan moneter Negara.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar